Rusia mengatakan isotop radioaktif dilepaskan oleh ledakan uji coba rudal

Rusia

Rusia mengatakan isotop radioaktif dilepaskan oleh ledakan uji coba rudal & nbsp | & nbspFoto Kredit: & nbspThinkstock

Rusia pada hari Senin mengatakan isotop radioaktif dirilis dalam sebuah kecelakaan baru-baru ini di sebuah situs uji coba rudal Arktik yang menyebabkan alarm meluas ketika pihak berwenang menyimpan rincian di bawah pembungkus. Ledakan 8 Agustus menewaskan lima ilmuwan dan menyebabkan lonjakan tingkat radiasi tetapi selama beberapa hari Rusia tidak mengakui bahan nuklir terlibat.

Kecelakaan itu dirilis dengan cepat membusuk isotop radioaktif strontium, barium dan lantanum, media melaporkan, mengutip tes oleh Rosgidromet cuaca nasional dan badan pemantauan lingkungan. Alexander Uvarov, editor situs berita independen AtomInfo.ru, mengatakan isotop tidak mengancam populasi.

Isotop ini adalah produk fisi nuklir uranium, katanya kepada kantor berita RIA Novosti. Tetapi Greenpeace Rusia mengatakan angka badan cuaca bertentangan dengan pernyataan sebelumnya dari Rosatom, badan nuklir nasional, menambahkan mungkin ada risiko kesehatan.

Ia meminta pihak berwenang untuk merilis data lengkap tentang kontaminasi radioaktif di daerah tersebut. Sensor di kota terdekat Severodvinsk mendeteksi unsur-unsur radioaktif dengan waktu paruh mulai dari beberapa jam hingga 12,8 hari dan terurai menjadi gas inert radioaktif, kata Rosgidromet.

"Gas radioaktif inert ini adalah penyebab peningkatan singkat" dalam tingkat radiasi, katanya. Monitor sebelumnya mengatakan bahwa sensornya di Severodvinsk mengukur tingkat radiasi hingga 16 kali lebih tinggi dari tingkat latar belakang setelah ledakan, kembali normal setelah dua setengah jam.

Badan nuklir Rusia Rosatom mengatakan bahwa spesialisnya yang tewas dalam kecelakaan itu sedang mengembangkan "senjata baru" dan memberikan dukungan untuk rudal dengan "sumber daya isotop."

Otoritas keselamatan nuklir Norwegia mengatakan mereka mendeteksi sejumlah kecil yodium radioaktif di sebuah wilayah yang berbatasan dengan Rusia setelah ledakan sementara itu tidak dapat menentukan apakah ini terkait dengan kecelakaan itu.

Pihak berwenang Rusia telah mengkonfirmasi bahwa seorang dokter yang terlibat dalam merawat yang terluka memiliki jejak isotop radioaktif cesium-137 yang terdeteksi di jaringan ototnya, sementara menyangkal ini terkait dengan kecelakaan itu.

Kremlin pada hari Senin menolak untuk mengomentari laporan isotop radioaktif. Juru Bicara Dmitry Peskov mengatakan: "Ini harus dilakukan oleh para ahli."

Pos terkait

Back to top button